Beberapa hari yang lalu aku melihat banyak orang yang diangkut truk dan bus di jalan pas aku mo ke kampus. Alhasil aku harus cari jalan lain ke kampus. Rasa penasaran yang hinggap pada saat itu akhirnya hilang setelah aku membaca harian lokal pagi ini. Ternyata rombongan itu adalah warga Bantul yang melakukan protes ke sebuah LOS Jogja. Menurut harian itu mereka protes karena LOS tersebut mengeluarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa penyebaran dana rekonstruksi dari sebuah lembaga banyak yang tidak tepat sasaran. Trus apa menariknya?
Menariknya, mereka melakukan pengrusakan saat melakukan protes. Dan menurut harian tersebut ada sebagian yang melakukan protes karena ada yang mengatakan kalau mereka
bisa tidak mendapatkan dana rekonstruksi tahap berikutnya. Trus setelah itu mereka mengatakan bahwa mereka hanya
katanya seseorang! Tampaknya mereka bergerak hanya karena isu. Dah begitu mereka bergerak tanpa bukti yang nyata untuk sampai melakukan pengrusakan. Begitu tidak dewasanya seseorang yang melakukan protes dan pengrusakan (walaupun sedikit) tanpa mambawa bukti yang jelas.
Aku setuju dengan komentar di tulisan itu yang menyatakan bahwa hasil penelitian LOS itu adalah karya ilmiah sehingga harus di lawan dengan karya ilmiah juag dalam hal ini bukti. Eh emang hasil LOS itu penelitian y? Eniwe, aku merasakan bahwa memang sebagian warga kita memang kurang dewasa yang menurutku menjangkit mulai dari kota besar hingga pelosok desa. Penyebabnya? Mungki karena beberapa hal.
Ego yang besarSeseorang dengan ego yang besar sangat rentan dengan sifat ketidakdwasaan karena mereka menganggap mereka yang terhebat dan harus dituruti. Mereka yang sok hebat ini bisa menjadi sampah masyarakat karena bisa menyebabkan salah pengertian dalam masayarakat karena mengumbar isu. Mereka tidak mau mencari sumber yang baik dan hanya mengakui pendapatnya.
Terlalu mudah percaya kata orang
Mereka hanya dengar dari orang-orang dan langsung dianggap bahwa berita itu benar dan manut saja. Mereka tidak mau sabar dan melakukan pengecekan pada yang bersangkutan. Dah gitu melakukan hal yang tidak baik hanya berdasarkan kata orang yang ga tentu rimbanya lagi.
Contoh lain yang menurutku bagian dari ketidakdewasaan bangsa adalah kasus dimana ada anggota DPR yang melakuakn WO (walk out) saat sidang interpelasi. Padahal setauku itu kan diadakan sebagai hak anggota DPR untuk bertanya kepada Presiden. Mereka malakuakn WO karena yang hadir dan memberikan tanda tangan itu mentri bukan presiden. Menurut Harian yang kubaca perwakilan itu diperbolehkan. Emang sih kesannya menyepelekan tapi ya mereka yang butuh kok malah WO. Emang WO menyelesaikan masalah? Ga to, so kenapa dilakukan? Ga efesien banget deh. Mending kalo marah ya buat ngelakuin sesuatu yang lebih bermanfaat.
Selain itu masih banyak contoh yang kita bisa liat terutama di jalan. Wuih banyak deh bisa dijadiin skripsi kalo ditulis. Last word, maaf kalau ada salah kata semoga bangsa kita bisa menjadi lebih dewasa dan maju. Amin!!
Barusan jalan2 blog alias blogwalking. Sempet mampir ke blognya dee, dian, dan mbak Wulan. Nah yang trakhir ini bikin kesengsem. Duh mbak Wulan cakep banget!! Hampir semua komen ngomong kalo dia tu cakep. Hi..hi.. boleh kupost fotonya ga y? Kalo mo liat di blognya aja y di
sini. Oh y, pas nagabonar jadi 2, mbak wulan juga cakep apalagi pas rambutnya keliatan basah n disisir kebelakang. Subhanallah cakepnya, ada foto pas adegan itu ga y
Setiap daerah itu seharusnya punya strategi sendiri-sendiri agar mampu bersaing dengan daerah lain. Tiap daerah kan punya keunggulan yang berbeda dan seharusnya perkembangan itu berbasis pada keunggulan daerah tersebut. Agar lebih mudah maka pusat juga semestinya punya strategi yang diinginkan untuk setiap daerah. Ini agar tidak semua daerah mempunyai strategi yang sama dan tidak ada daerah yang punya semua strategi hanya karena dia punya sumber daya yang banyak.
Strategi ini penting sebagai dasar perkembangan daerah dan imbasnya pada kependudukan. Pendudukan yang tidak merata yang kini terjadi ini disebabkan karena tidak semua daerah memiliki daya pikat yang sama. Kebanyakan penduduk Indonesia terpikat pada kota Jakarta yang katanya bisa memberikan taraf hidup yang lebih baik. Akhirnya kota itu jadi membludak dan mengalami kesulitan dalam mengontrol penduduknya. Andai setiap kota memiliki daya tarik yang berbeda maka penduduk akan mendapatkan berbagai opsi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Contoh strategi daerah adalah daerah pelajar, daerah pertanian, daerah wisata, dll. Setiap daerah akan memiliki arah sendiri dalam pembangunanya sehingga warga negara Indonesia dapat memilih daerah yang dia sukai yang menurutny dapat mendukung kehidupannya. Yang mo belajar bisa belajar di daerah pelajar yang memiliki fasilitas yang baik seperti tempat tinggal sementara, buku-buku, warung makan yang murah, dll. Kalau daerah pertanian bisa mempermudah atau memberikan intensif bagi para petani untuk terus bercocok tanam. Yah pokoknya setiap daerah memiliki keunggulannya masing-masing lah..
Akhir-akhir ini aku suka melihat sebuah acara di salah satu TV swasta di Indonesia yang tayang setiap minggu sore menjelang maghrib. Acara itu berisi seorang (biasanya cewek, cakep lagi =P) yang mengikuti sekilas kehidupan seseorang yang tidak sebaik kita yang bisa ngenet ini. Sebuah acara yang sangat indah dalam memadukan dua keindahan seorang cewek. Aku ga tahu apakah emang sengaja dipilih cewek yang cakep atau ga. Yang jelas aku suka karena di acara ini ada kombinasi yang sangat indah, cewek yang cakep secara fisik dan hatinya yang meneteska air mata saat tahu ada orang lain yang hidupya tak seberuntung dia. Walaupun dia tak pernah ke sawah sebelumnya (kelihatan dari teriakannya waktu nyemplung ke sawah) tapi dia bersedia nyemplung demi memebantu orang yang hidupnya tak sebaik kita itu.
Kecantikan fisik cewek itu memang membuat cewek bernilai lebih (yah kayak ngasi nilai ujian gitu deh) tapi nilai itu tidak akan berarti tanpa kebaikan hatinya. So karena di acara itu ceweknya cakep dan kurasa hatinya juga seindah wajahnya, aku jadi suka liat. Cewek itu bisa terasa lebih indah kalo sedang menangis karena terharu melihat orang lain lho. Sungguh air mata tersebut terasa begitu suci karena jatuh dari hati yang suci. Jadi inget cuplikan kata sinetron yanh kusuka "jika syariat memperbolehkan maka aku akan wudlu dengan air matamu". Jadi pengen punya istri yang cakep dan hatinya baik gitu.
Melihat berita akhir-akhir ini, kita jadi merasa bingung. Seseorang penduduk kota terbesar di Indonesia mengatakan bahwa daerahnya memang menjadi langganan banjir, jadi banjir menjadi hal yang biasa saja. Gimana caranya namanya banjir segede itu dan tiap tahun ada menjadi sebuah hal yang biasa-biasa saja! Emang kita manusia ikan yang hidupnya di daerah berair? Sudah saatnya manusia Indonesia sadar bahwa hal itu salah dan harus diperbaiki. Bahwa kita harus memperbaiki kehidupan kita. Jangan saja asal nrimo tanpa berusaha untuk mendapatkan yang terbaik.
So, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah warga kota pusat pemerintahan itu? Pertama harus disamakan visi bahwa semua pihak harus terlibat demi kemaslahatan banyak orang. Jangan asal nyalahin orang lain tanpa kita usaha dulu. Ini terutama untuk warganya, jangan saja nagih janji tapi usahalah dulu. Lha wong yang kena juga dirinya sendiri, kok malah sibuk nyalahin orang lain. Keburu kelelep tuh rumah. Dari pada diem aja pan mending usaha agar banjir ga dateng lagi. Trus setelah itu, semuanya kumpul bareng buat mencari dasar dari permasalahan yang menyebabkan banjir itu. Setelah tahu permasalahannya, ya bikin penyelesainnya lah. Ga usah dikasih tau pasti banyak orang yang kompeten buat ngatasin masalah ini.
Sebenarnya, mungkin pemerintah daerah perlu memiliki strategi dalam setiap jangka waktu tertentu. Melihat keadaan kota pusat itu aku menyarankan untuk memilih strategi untuk tidak terlalu sibuk berkembang tetapi stabil dan konsen di menambal masalah-masalah yang ada terutama masalah banjir dan kependudukan ini. Ini melihat dari environmental scanning, terlalu banyak masalah yang menyita waktu penduduknya. Memang masalah kependudukan ini sudah menjadi masalah negara bukan lagi daerah. Emang negara punya strategi pembangunan y?