Pemasaran dalam kampanye
22.35 | Author: Tee
Berikut ini adalah potongan artikel mengenai komunikasi pemasaran Barrack Obama yang saya ambil dari SWA yang ditulis oleh Olla Chas. Artikel ini sangat menarik karena membuktikan bahwa kampanye itu bisa diibaratkan pemasaran produk seperti yang dilakukan para marketer perusahaan.

Yang berperan besar dalam kemenangan Obama adalah strategi marketing komunikasi kampanyenya yang "menggigit", inspiratif, inovatif dan berkesinambungan. Obama mendapatkan penghargaan "Marketing of the year" oleh The Advertising Age dan American Marketing Association.

Lima hal yang menjadi inti dari kampanye Obama yang hebat itu adalah :
1. Pemilihan pesan dan audiens yang tepat sasaran. Obama mengerti apa keinginan masyarakat AS dan berusaha menyesuaikan pesan yang disampaikannya dengan aspirasi mereka
2. Konsisten melakukan branding. Obama terkenal dengan branding "Change" dan "yes we can" yang sangat kuat.
3. Inspiratif. Gaya komukasi Obama karismatik, tenang dengan tutur kata da intonasi yang teratur dan baik, sikapnya yang sangat penuh atensi kepada audiensnya berhasil membentuk citra yang baik.
4. Optimalisasi internet, social media dan teknologi sebagai jalur komunikasi. Obama terkenal dengan pemanfaatan internet, media sosial dan teknologi yang baik. Websitenya mampu menjaring pendukung dan donator yang banyak.
5. Pemanfaatan media yang strategis.
* Artikel lengkapnya bisa dibaca pada majalah SWA edisi 26 bulan Desember 2008.

Menurut saya, kampanye tidak harus menunjukkan muka politik yang ruwet dan sulit dimengerti terutama masyarakat awam. Kampanye merupakan bagian dari pemasaran bukan sekedar kendaraan politik saja. Kebanyakan dari masyarakat awam hanya ingin mencari figur yang mampu merepresentasikan mereka bukan melihat pergulatan antar partai politik.

Para pencari suara ini seharusnya memposisikan mereka sebagai seorang pemasar. Orang yang akan dipilih memasarkan diri dan pemikirannya kepada masayarakat yang akan "membelinya" dengan suara mereka. Keadaan yang sekarang, banyak orang yang akan dipilih berusaha "membeli" suara masyarakat.

Seperti kebanyakan pemasar, orang yang kampanye seharusnya mengerti apa yang dibutuhkan masyarakat dan melakukan positioning. Indonesia mulai berubah dan tidak akan lagi tertarik dengan positioning terlalu luas dengan embel-embel berjuang untuk rakyat. Itu kerjaan mereka seharusnya bukan positioning. Contoh positioning itu seperti merangkul masyarakat awam dengan harga-harga yang stabil, masyarakat muslim dengan pandangan islam yang bisa berlaku baik bagi umum, pengusaha yang menginginkan iklim usaha yang baik atau elemen masyarakat yang lain.

Setelah menentukan posisi, hal yang penting adalah merencanakan kampanye dengan baik mulai dari materi kampanye hingga biaya. Jangan korupsi dunk. Kampanye tidak mesti mahal. Iklan yang paling baik itu adalah mouth to mouth alias obrolan orang ke orang, murah dan efektif. Yang diperlukan adalah branding yang baik. Masyarakat harus mengerti apa yang kita sampaikan dengan demikian mereka akan menjadi pemasar secara tidak langsung. Dengan ciri khas bangsa ini yang gemar berbicara daripada menulis kurasa tidak akan sulit membuat masyarakat pendukung menjadi pemasar.

Sebuah penelitian memperlihatkan bahwa ada satu partai yang memiliki iklan di TV yang sangat baik dan menurut saya kreatif berhasil masuk kedalam salah satu partai yang patut dipertimbangkan. Semoga makin banyak para kampanye'ers yang kreatif dan inovatif untuk mnurunkan angka golput.

This entry was posted on 22.35 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: